Dari ratusan orang yang sudah aku temui didunia ini, 18 anak remaja perempuan yang aku temui saat sekolah menengah adalah sebuah anugerah dari tuhan. Tuhan memberikan aku teman – teman yang begitu baik dan menjadi tempat ku mencurahkan segala rasa yang ku rasakan selama 7 tahun ini.

Vie Falsivie adalah nama yang kami buat 2016 bulan Mei yang artinya kehidapan yang palsu. Nama itu kami buat dengan arti bahwa euforia yang kita rasakan saat sekolah menengah adalah palsu dan harus kita nikmati sampai kami puas, karena saat kami lulus euforia itu akan hilang.

Awal kami bersahabat ketika kami duduk di kelas 2 SMP, kami sekolah di kawasan Jakarta Selatan, tapi kami bukan anak Jaksel yang mengikuti trend pada saat itu. Kami hanya anak – anak yang senang jika pergi menonton flim di bioskop naik angkot lalu membeli makan 1 untuk bersama – sama. Saat itu di tahun 2016 kami memiliki anggota yang sangat banyak, mungkin bisa mencapai setengah dari satu Angkatan. Dengan seiring berjalanya waktu, yang bisa disebut dengan seleksi alam satu-persatu anggota kami menghilang karena merasa kurang cocok. Hingga akhirnya tersisa 18 orang.

Seperti anak – anak SMP pada umumnya pada saat itu pertemanan kita hanya bertukar soal jawaban, pulang sekolah bermain, dan merayakan ulang tahun teman yang sedang berulang tahun. Setiap ujian semester tiba kami selalu mengadakan belajar bersama sebelum ujian dimulai. Beruntungnya beberapa orang dalam Vie peraih ranking 5 besar, jadi yang tidak terlalu pintar bisa belajar bersama, sebuah keuntungan bukan pertemanan ini. Seperti tradisi bertukar soal dan jawaban sudah menjadi hal biasa untuk kami. Kami memang tidak semuanya sekelas, dari satu angkatan ada 9 kelas dan kami semua terbagi di kelas – kelas tersebut.

Setiap waktu istirahat kami selalu bersama – sama pergi ke kantin, padahal hanya pergi ke kantin bisa sendiri tapi tidak tau kenapa saat itu kami malah selalu pergi ke kantin bersama. Kantin di sekolah kami sangat sempit seperti gang, penjual makanan berjejer dari ujung Lorong sampai lorong ujungnya lagi. Ya, seperti dibayangkan setiap jam istirahat kantin itu sangat padat. Mungkin kalau ditanya alasan saat itu kenapa sih harus bersama – sama padahal hanya ke kantin, mungkin itu adalah salah satu euforia yang kami rasakan saat sekolah, beramai – ramai ke kantin untuk berebut makanan dan saling dorong di kantin yang sempit itu.

Satu tahun pertemanan kami semakin rapat, kami makin sering bertukar cerita, bermain setiap minggu sekali dan melakukan hal – hal yang berkesan bersama. Saat itu kami sama sekali tidak memikirkan ‘perpisaahaan’ kami hanya menikmati masa – masa itu.

Banyak cerita yang kami buat semasa kami di sekolah menengah, salah satu hal yang sangat berkesan saat kami ikut audisi untuk tampil di hari guru. Saat itu kami membuat grup bernyayi, dengan satu orang memainkan gitar sisanya menyanyi. Kami lolos saat audisi itu. Sebenarnya alasan kami mengikuti audisi itu hanya ingin terlihat saja di panggung. Setelah dinyatakan lolos kami berfoto di tengah lapangan secara berjejer, jujur saja saat itu kami tidak merasa malu karena kami sudah duduk di kelas 9 dan merasa sudah senior. Karena hari guru tahun itu di tahun 2017 adalah tahun terakhir kami merayakan hari guru bersama – sama, kami ingin membuat kenangan. Saat itu kami membuat dengan inisial VF yaitu dari singkatan Vie Falsivie, lalu kami membeli beberapa bunga mawar yang kami berikan untuk guru – guru di sekolah kami. Saat perayaan hari guru juga angkatan kami merayakan sangat meriah, hari itu juga salah satukenangan yang kami buat di tahun terakhir kami.

Diluar sekolah kami juga pernah hadir di konser dari sekolah lain, saat itu konser penutupan cup atau tournament antar sekolah yang diadakan SMP 41 Jakarta. Kami hadir bersama – sama disana setelah mendukung tim basket dan tim futsal sekolah kami bertanding di tournament yang diadakan SMP 41. Konser itu menjadi konser pertama kami, disana kami menonton menampilan dari rizky febian, HiVi, dan Dipha Barus dan teman – teman dari SMP 41 yang menunjukan bakatnya.

Setiap pembagian rapot kami selalu merencanakan untuk datang ke sekolahh setelah orang tua kami mengambil rapot, alasanya supaya yang nilainya jelek tidak di marahi dan yang nilainya bagus bisa merayakan kebahagiaanya bersama – sama, lagi pula dulu kami berfikir bagaimana pun hasil rapot yang penting kami bisa lanjut kelas.

Sejak tahun baru 2017 menuju 2018 kami merayakan tahun baru bersama, kami selalu membuat rencana untuk menginap, bakar – bakaran, dan melihat kembang api bersama. Kami sengaja merencanakan di 2017 merayakan tahun bersama untuk menyambut tahun kelulusan kami bersama – sama. Saat itu kami berdoa agar kami selalu bersama, bisa melajutkan ke sekolah yang sama dan terus bersama – sama.

Kami semua mempersiapkan Ujian Nasional dengan matang, tidak jarang kami belajar bersama, bertukar materi dari tempat les masing – masing, mengulang materi tambahan di waktu luang. Jika di kelas 8 kami selalu ke kantin bersama untuk berebut makanan dan dorong – dorngan di kantin yang sempit, di kelas 9 waktu istirahat kami buat untuk menukar materi satu sama lain. Semasimal mungkin sampai Ujian Nasional tiba kami selalu menyempatkan waktu untuk belajar bersama.

Dari kesibukan persiapan Ujian Nasional waktu bermain kami berganti menjadi waktu belajar, walupun tak sesering bermain seperti di kelas 8 setiap waktu belajar selalu kami manfaatkan semaksimal mungkin.

Setelah segala ujian sudah selesai, kami sangat lega dan siap menyambut liburan agar bisa main sepuasnya, yaa saat itu kami tidak berfikir untuk berpisah. Yang terpikir hanya main, main dan main. Di hari terakhir ujian kami memutuskan untuk bermain dan meumpahkan segala beban kami saat ujian hari itu. Kami benar – benar merasa lega sangat amat banyak tawa dan senyum yang kami rasakan saat itu. Padahal itu adalah hari dimana terdapat perasaan yang tidak dapat kami ulang.

Padahal banyak rencana yang sudah kami buat saat kami menunggu hasil Ujian Nasional, tapi karena adanya beberapa hambatan dan kendala jadi salah satu dari rencanakan kami yang terlaksanakan adalah pergi ke Dufan, Ancol. Walaupun hari itu waktu berjalan sangat cepat dan kami tidak banyak bermain wahana karena suasana dufan yang ramai, tapi rasa puas setelah penantian panjang untuk liburan tiba. Bagaiman tidak senang anak – anak SMP yang sudah melewati masa ujian yang menurutnya besar, saat itu akhirnya bisa bermain bebas tanpa memikirkan soal dan kisi – kisi lagi.

Tiba di hari kelulusan, kami mempersiapkan segalanya dengan matang. Dari pakaian, sepatu, alat make up, sampai barang apa yang harus dibawa saat hari perpisahan itu kami diskusikan. Sedihnya pada tahun kami, sekolah mengadakan hari kelulusan di sekolah, jadi kami tidak terlalu ber-ekspetasi besar akan ada acara – acara berkesan di hari kelulusan kami. Tapi jika sekolah tidak membuat acara – acara yang berkesan, kami sendiri yang akan membuat hari itu menjadi berkesan.

Di pagi hari pada hari kelulusan kami semua janjian untuk bertemu di depan sekolah dan masuk ke sekolah bersama – sama. Sudah pasti kami akan mencuri perhatian karena datang bergerombolan, selagi teman – teman kami yang lain datang satu persatu, siapa peduli lagi pula itu kan hari kelulusan jadi yasudah lakukan hal yang berkesan. Di hari sebelumnya kami sepakat untuk menyewa kamera digitial, supaya kami bisa mengabadikan momen kelulusan dengan puas.

Acara kelulusan berjalan seperti layaknya acara kelulusan biasa, pengumuman siswa berprestasi, ucapan selamat tinggal dan sukses dari para guru, dan penerbangan balon sebagai tanda pelepasan para siswa angkatan tahun 2018. Kami tidak menyiayiakan waktu untuk mengabdikan setiap momen yang terjadi saat itu.

Tiba disaat pendaftaran SMA jujur saja, saat pendaftaran di grup chat kami saat itu sangat sunyi. Entah ingin menghargai privasi satu sama lain atau rasa tidak peduli. Yang ada di pikiran ku saat itu hanya ingin masuk ke sekolah negeri jadi benar – benar pasrah dimana pun aku di tempatkan. Hasil akhirnya, kami semua pisah sekolah. Ada beberapa satu sekolah, ya mungkin hanya 2 sampai 3 orang berada di sekolah yang sama.

Ada satu diantara kami yang memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di pesantren. Walapun doa kami saat tahun baru tidak terkabul tapi kami selalu percaya bahwa takdir yang sudah terjadi adalah jalan terbaik. Walaupun kami berbeda sekolah, kami selalu menyempatkan untuk bertemu setiap minggu. Jujur saat masuk SMA aku sendiri belum bisa menerima teman – teman baru, hanya ingin Vie yang menjadi teman sekolah ku. Tetapi seiring berjalanya waktu aku sadar bahwa aku tidak bisa memaksakan bahwa SMP dan SMA berbeda.

Seiring berjalanya waktu, kami sudah sibuk dengan kesibukan masing – masing. Sebagian dari kami sudah menemukan tempat barunya. Kami juga jadi tidak terlalu se sering semester pertama masuk SMA untuk bertemu, dengan alasan banyaknya tugas, kerja kelompok, sampai capek harus lanjut bermain setelah sekolah. Buat aku saat itu bertemu dengan Vie adalah obat untuk lelah ku, saat bertemu rasa lelah seperti hilang karena bisa cerita dan tertawa sampai lupa waktu.

Menurutku Vie bukan hanya sekedar teman atau sahabat, Vie adalah rumah. Setiap kami memiliki masalah di rumah, masalah laki – laki atau masalah – masalah di sekolah saat di SMA, Vie bisa menjadi tempat bercerita, penghibur dan penenang. Banyak hal – hal yang bisa aku lakukan bersama Vie walaupun sekarang Vie sudah tak selengkap dulu, tapi Vie masih selalu ada.

Walaupun beberapa kami sudah jarang untuk bertemu, hubnan kami masih sangat baik. Kami masih menghubungi dan bertukar kabar satu sama lain. Sekarang usia persahaban kami sudah sekitar 7 tahun. Sudah setidaknya 6 kali kami merayakan tahun baru bersama. Sekarang kami sedang merintis kesuksesan, ada yang sudah merintis perusahaan, bekerja, melanjutkan sekolah di Luar Negeri, dan kuliah.

Setelah lulus SMA kami lebih sering keluar lebih jauh, kami sudah beberapa kali pergi untuk menginap. Yang pertama kami menginap di salah satu hotel di Jakarta untuk merayakan tahun baru di tahun 2021. Lalu pada tahun 2022 kami akhirnya bisa melaksanakan rencana kami sejak dulu untuk pergi ke puncak bersama. Karena sudah dewasa kami sudah diizinkan untuk keluar kota bersama membawa kendaraan sendiri.

Ya, itulah Vie Falsivie tempat dimana mencurahkan isi hati layaknya buku diary, tempat dimana aku menghabiskan masa muda ku. Tempat dimana aku menemukan sandaran, semangat dan arti pengorbanan.

Terimakasih Vie, karena sudah hadir sebagai sahabat yang kuangap seperti keluarga, terimakasih masih selalu hadir setiap keadaan yang aku alami. Aku janji kita akan selalu bersama sampai kita tua. Dan semoga tuhan tidak memisahkan kita sampai sama – sama melihat generasi kita selanjutnya.