Menurut UNICEF (United Nations Children's Fund) , bullying bisa diidentifikasi lewat tiga karakteristik yaitu disengaja (untuk menyakiti), terjadi secara berulang – ulang, dan ada perbedaan kekuasaan. Bullying bisa terjadi secara langsung atau online.
Pembullyan dapat memiliki dampak yang serius pada korban. Dampak emosional meliputi penurunan harga diri, kecemasan, depresi, bahkan pemikiran tentang bunuh diri. Dampak fisik juga dapat terjadi, termasuk luka-luka dan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh stres kronis.
Contoh kasus pembullyan yang beredar di sosial media yaitu, remaja Serbia yang menembak 8 orang siswa dan 1 satpam di sekolahnya. Pada (3/5/2023) Seorang remaja laki – laki mengumbar tembakan di sebuah sekolah di Beograd, Serbia. Polisi mengindentifikasi pelaku penembakan dengan inisialnya KK, dan mengatakan dia melepaskan tembakan dengan pistol ayahnya.
Siswa pelaku penembakan tersebut dikirim ke pusat psikatri untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, karena dianggap masih dibawah umur dan tidak bisa mepertanggungjawabkan perbuatannya. Pelaku dikenal sebagai anak yang cukup baik namun ia mengalami sejumlah bully an yang terus menerus ia terima.
Kasus diatas ditangani oleh pusat psikiatri anak dikarena pelaku masih di bawah umur dan belum dapat di tuntut melalui jalur hukum. Kasus diatas juga menjadi contoh kasus pembullyan yang terjadi di lingkungan sosial yaitu sekolah. Dimana di sekolah seharusnya para siswa belajar, bermain dan saling mendukung satu sama lain supaya terhindar dari hal – hal yang tidak diingikan seperti di Serbia.
Banyaknya kasus bullying memberikan dampak negatif jangka panjang kepada korban. Untuk mengatasi dan mencegah pembullyan, diperlukan upaya yang melibatkan seluruh masyarakat, termasuk sekolah, orang tua, dan komunitas. Pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya menghormati orang lain, menghargai perbedaan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai empati sangatlah penting.
Hal yang bisa Mencegah Pembullyan:
Pendidikan dan Kesadaran
Membangun kesadaran tentang pentingnya menghormati orang lain, menerima perbedaan,
dan menghindari perilaku yang merugikan.
Program Anti-Pembullyan di Sekolah
Mendukung program sekolah yang melibatkan guru, siswa, dan orang tua dalam mengatasi dan mencegah pembullyan.
Peran Orang Tua
Membangun komunikasi terbuka dengan anak-anak, memperkuat nilai-nilai empati, dan memberikan dukungan pada anak-anak yang mungkin menjadi korban pembullyan.
Pembentukan Budaya Sekolah yang Positif
Membangun budaya sekolah yang mempromosikan kebaikan, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan.
Melibatkan Komunitas
Melibatkan komunitas lokal, termasuk polisi dan organisasi masyarakat, dalam upaya pencegahan dan penanggulangan pembullyan.
Pembullyan bisa diatasi dengan:
Laporan dan Intervensi
Mendorong korban atau saksi pembullyan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang dan memastikan adanya tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah.
Dukungan Psikologis
Menyediakan dukungan konseling bagi korban pembullyan untuk membantu mereka mengatasi dampak emosional dan membangun kembali harga diri mereka.
Pendekatan Restoratif
Memfasilitasi dialog dan rekonsiliasi antara pelaku dan korban pembullyan untuk mempromosikan pemahaman, kesadaran, dan perubahan perilaku.
Hukuman yang Sesuai
Memastikan bahwa pelaku pembullyan menerima konsekuensi yang sesuai dengan tindakan mereka, sehingga dapat mengubah perilaku mereka di masa depan.
Apabila terjadi kasus pembullyan, penting bagi korban atau saksi untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang. Selain itu, dukungan psikologis juga harus tersedia bagi korban pembullyan untuk membantu mereka mengatasi dampak emosional dan membangun kembali harga diri mereka.
Penting untuk memastikan bahwa pelaku pembullyan menerima konsekuensi yang sesuai dengan tindakan mereka. Hukuman yang tepat akan membantu mengubah perilaku pelaku dan memberikan sinyal bahwa pembullyan tidak dapat diterima dalam masyarakat. Dalam upaya mengatasi dan mencegah pembullyan, kita semua memiliki peran yang penting. Dengan membangun budaya yang ramah, empati, dan menghargai perbedaan, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua individu.
0 Comments
Post a Comment