Talitha seorang remaja kelas 12 SMA di salah satu sekolah di Ibu Kota. Talitha dan teman-temannya akan selesai menjalani ujian nasional, menandai akhir dari perjalanan panjang mereka di sekolah menengah.

Namun, di balik senyumnya yang ramah dan prestasi akademisnya yang gemilang, terdapat kerisauan yang mendalam. Talitha telah menetapkan mimpi besar untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bergengsi di luar negeri. Ia bercita-cita menjadi seorang ahli arsitektur, mengukir jejaknya dalam dunia desain yang kreatif dan inovatif.

Di suatu malam, Talitha dan orang tuanya makan malam bersama. Lalu ayah membuka obrolan dan berbiaca bahwa da hal serius yang harus Talitha tau. Ayah memberitahu bahwa keluarganya mengalami kesulitan keuangan yang mendalam, dan impian Talitha untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri mungkin harus pupus. Ayah berkata, ayah akan mengusahakan jika Talitha tidak apa jika melanjutkan impianya di dalam negeri, "Maafkan kamiya nak,. Kami berusaha semampu kami, jika kamu tidak papa untuk melanjutkan pendidikanmu hanya didalam negeri."

Talitha merasa dunianya runtuh. Ia memandang keluar jendela, melihat langit yang biru dan pegunungan yang indah. Namun, kerinduannya untuk merancang bangunan-bangunan megah dan membangun karya seni arsitektur tampak semakin jauh.

Dalam beberapa hari berikutnya, Talitha terus berpikir keras. Ia berbicara dengan guru-gurunya dan mencari saran dari teman-temannya. Meskipun dihadapkan dengan kenyataan yang sulit, Talitha menemukan dukungan tak terduga dari lingkungan sekitarnya. Teman-temannya bersedia membantu dengan memberikan tutorial, dan guru-gurunya memberikan bimbingan tentang peluang-peluang beasiswa di Perguruan Tinggi Luar Negeri.

Talitha memutuskan untuk tetap berjuang dan tidak menyerah pada rintangan. Meskipun mungkin Talitha harus berjuang lebih keras, ia berkomitmen untuk tetap belajar dan mengasah kemampuannya di bidang arsitektur. Ia memanfaatkan sumber daya yang ada dan membuktikan bahwa kegigihan dan semangat juangnya tidak bisa dipadamkan oleh kesulitan.

Cerita ini berakhir dengan Talitha menemukan kebahagiaan dan keberhasilan di bidang arsitektur meskipun melalui jalur yang berbeda dari yang ia rencanakan. Talitha mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikanya di Universiatas impianya di London. Ia menyadari bahwa terkadang, takdir membawanya pada jalan yang tak terduga, namun kegigihan dan tekadnya membantunya mencapai impian, meskipun dengan cara yang berbeda dari yang pernah dibayangkan.